Museum Kapuas Raya
Jalan Sintang – Putussibau km 14, Sintang, Kalimantan Barat
Telp. : 0812-5721-702
Website : www.museumkapuasraya.com
Museum Kapuas Raya dibangun atas inisiatif Museum Tropen Belanda, yang semula mendirikan Pusat Kebudayaan Sintang pada 1822. Menurut catatan sejarah, Belanda pernah menduduki daerah Kalimantan Barat yang berawal dari hubungan dagang dan berlanjut pada penguasaan daerah.
Pada 29 September 2004 dibuat Dokumen Kesepakatan bahwa akan dibangun museum menjadi Pusat Kebudayaan Sintang sebagai sumber kebudayaan dan pendidikan bagi penduduk Sintang. Pusat kebudayaan ini diharapkan dapat mendorong kesadaran dan pengetahuan tentang warisan budaya bersama, mengenali dan menghargai keragaman budaya, serta menemukan titik-titik persamaan yang dapat menciptakan interaksi budaya yang menguntungkan.
Museum memiliki tiga ruang utama, yaitu Ruang Sejarah, Ruang Kebudayaan, dan Ruang Tenun Ikat. Koleksi museum antara lain berupa tekstil, keramik, senjata tradisional (mandau), busana adat pengantin, peralatan daur hidup, alat-alat musik, dan foto-foto Sintang tempo dulu. Koleksi-koleksi tersebut mewakili tiga suku besar di Kalimantan Barat, yakni Dayak, Melayu, dan Tionghoa.



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.