Torehan Kuas Waluyono
Di tengah aneka kesibukannya sebagai Bendahara Umum Asosiasi Museum Indonesia, Drs. Waluyono, MM., rupanya masih menggeluti bidang seni rupa. Ditemui di Jakarta pada Mei 2017, pria yang pernah mengemban tugas sebagai Kepala Museum Olahraga Nasional di bawah koordinasi Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia ini mengungkapkan tengah menyelesaikan garapan karya lukis baru. "Tentu bukan karya yang luar biasa," ujarnya menambahkan, "Ini hanya sebagai hobi saya saja."
Siapa yang bisa menduga, Pak Wal, demikian sapaan akrabnya, beberapa kali pernah diminta mengisi ilustrasi buku cerita rakyat yang diprogramkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, yang sebelumnya dikenal sebagai Pusat Bahasa. "Waktu itu, rasanya senang sekali melihat karya ilustrasi saya dimuat, dan keinginan menjadi seniman masih ada sampai sekarang," ujar Waluyono yang kini menjabat sebagai Kepala Bidang Antropometri dan Kapasitas Fisik di Kementerian Pemuda dan Olahraga. Dirinya mengaku masih sering mengunjungi pameran-pameran seni rupa yang diselenggarakan di Jakarta. Baginya, kesenian adalah oase di tengah aneka aktivitas sehari-hari. Pergaulannya dengan kalangan seniman rupa juga turut mendorongnya dalam membuka wawasan maupun cara pandang terhadap berbagai hal.
Dalam Asosiasi Museum Indonesia, Waluyono dikenal sebagai salah satu pengurus yang terbilang aktif. Menjabat sebagai Direktur Eksekutif AMI periode 2012 – 2014, dia turut mendorong tumbuhnya Asosiasi Museum Indonesia Daerah yang kini berjumlah 18 AMIDA yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Sosoknya yang bersahaja hadir pula dalam berbagai pertemuan permuseuman, dan selalu memberi semangat untuk terus memajukan permuseuman Nusantara.
Semasa menjabat sebagai Kepala Museum Olahraga Nasional yang berlokasi di TMII, dirinya juga menggelar berbagai kegiatan seminar dan diskusi. Mutu tampilan dan peningkatan kualitas pelayanan menjadi prioritasnya, di samping juga turut aktif terlibat dalam aneka pameran koleksi di berbagai kesempatan.
"Saya bahagia menyaksikan museum-museum di negeri ini tumbuh dan berkembang," ujarnya dalam wawancara. "Kita sebenarnya tidak kalah bersaing dengan museum-museum yang ada di luar negeri. Koleksi budaya Indonesia kaya dan beragam, begitu juga nilai-nilai tinggalan yang menyejarah," tambahnya.
Kreativitas berkesenian Waluyono bolehlah dikata tidak kunjung memudar. Bila dahulu lebih intens berkarya dengan medium kanvas, kini dirinya berkiprah utuh melalui aktivitas permuseuman. Barangkali berbeda cara, namun tentu sama-sama menginginkan tercapainya esensi yang sama, yakni kemuliaan seni budaya Indonesia. (Media AMI)