Jalan-Jalan ke Museum Trinil, Yuk...
Madiunpos.com, NGAWI – Ada beberapa tempat di Indonesia yang memamerkan kehidupan pada masa prasejarah. Museum Trinil adalah salah satu tempat yang menampilkan kehidupan masa prasejarah itu dan menjadi andalan pariwisata Ngawi.
Objek wisata Ngawi ini terletak di Dusun Pilang, Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar. Di sana, banyak dipamekan cerita tentang kehidupan masa prasejarah, seperti fosil gading gajah purba (Stegodon), fosil binatang karang, fosil Molusca, dan yang melegenda fosil tengkorak Phitecanthropus Erectus.
Sugeng, 27, salah seorang pengunjung asal Banyu Urip, Surabaya mengaku datang ke Museum Trinil karena rasa penasarannya dengan isi dari salah satu objek wisata Ngawi tersebut. "Ingin tahu apa saja isi museum ini. Ternyata memang keren," ujar Sugeng kepada Madiun Pos, Jumat (13/03/2015).
Bangunan Museum Trinil cukup terawat. Hal itu tidak lepas dari usaha renovasi gedung oleh pengelola dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Mojokerto, dan Dinas Pariwisata Budaya Pemuda dan Olahraga (Dispariyapura) Kabupaten Ngawi.
Selain dilengkapi ruang pamer, ruang laboratorium, dan kantor, Museum Trinil juga dilengkapi dengan fasilitas pendapa, musala, dan taman bermain anak. "Fasilitas pendapa digunakan untuk segala macam kegiatan seperti pementasan kesenian," jelas Soejono, salah seorang pegawai Museum Trinil.
Objek wisata Ngawi ini buka setiap hari, kecuali Senin layaknya museum-museum lain di dunia. Setiap pengunjung cukup dengan membayar tiket Rp2.500/orang. Tarif kendaraan parkir Rp2.000/ motor, dan Rp3.000 rupiah/ mobil. "Ini tarif sementara yang dapat berubah setelah Raperda Kabupaten Ngawi disahkan," imbuh Soejono. (Geddy P/ JIBI/Madiunpos.com)
Sumber : solopos.com



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.