Museum Manggala Wanabhakti
Komplek Gedung Manggala, Jl. Gatot Subroto
Telp. : (021) 5703246, 5703265, ext 5569, 5166
Faks. : 021 5710450
Museum Manggala Wanabakti diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1983 oleh Presiden RI. Memiliki koleksi sebanyak 736 artefak mengenai gambaran sejarah kehutanan. Artefak-artefak tersebut ditampilkan didalam dan diluar gedung. Artefak yang terdapat didalam gedung disusun dalam 9 vitrin, dan 5 diorama tipe hutan di Indonesia berupa: hutan alam, hutan jati, hutan pinus, hutan agathis, dan hutan payau lengkap dengan keadaan lingkungannya seperti adanya binatang-binatang yang tinggal di wilayah hutan tersebut.
Museum ini memiliki fungsi untuk mendokumentasikan segala kegiatan di bidang kehutanann yang bernilai sejarah dari zaman ke zaman, memberikan unsur edukasi, informasi, dan rekreasi kepada para pengunjung, berunsur ilmiah sehingga menunjang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kehutanan, berdaya hidup sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat dan ditekuni oleh para ilmuwan.



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.