Museum Sekolah
Alamat : Jl. Jenderal A. Yani, Slawi Tegal
Museum ini diprakarsai oleh Kepala Pendidikan Dasar dan Luar Biasa Provinsi Jawa Tengah, yakni Bapak Karseno, pada tahun 1970-an. Tahun 1980, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal berupaya membangun sebuah museum di atas tanah seluas 554 m2 dengan sumber dana dari APBD II Kabupaten Tegal dengan nama Museum Sekolah Slawi.
Museum Sekolah Slawi merupakan satu-satunya museum yang memberikan gambaran tentang perkembangan kegiatan pengajaran di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah, mulai dari pengajaran yang sifatnya informal di perguruan-perguruan tradisional maupun pesantren-pesantren hingga pengajaran yang sifatnya formal yaitu di sekolah-sekolah mulai dari jaman Jepang sampai sekarang.
Ditampilkan juga sarana pembelajaran yang dipergunakan dari masa ke masa, termasuk juga ijazah atau surat tanda tamat belajar dari masa ke masa. Museum ini menempati gedung PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) Kabupaten Tegal di Jalan Raya Utara, Procot, Slawi.



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.