Museum Negeri Provinsi Sumatera Barat "Adityawarman"
Jl. Diponegoro No. 10 (Lapangan Tugu) Padang 251181
Telp. : (0751) 31523
Fax. : (0751) 39587
Museum Adityawarman dibangun dengan kesadaran perlunya sebuah wadah pemeliharaan warisan budaya di Sumatera Barat sebagai salah satu usaha untuk membendung mengalirnya benda – benda warisan budaya daerah ini keluar negeri. Dalam rangkaian kegiatan usaha penyelamatan benda – benda warisan budaya tersebut, Kepala Perwakilan Departemen P dan K Provinsi Sumatera Barat, Bapak Amir Ali, menyampaikan hasrat dari Gubernur Provinsi Sumatera Barat yang waktu itu dijabat Bapak Harun Zain agar segera membangun “Balai Kebudayaan Minangkabau“, yang akhirnya ditanggapi oleh Direktorat Permuseuman dengan membangun sebuah museum regional.
Pembangunan museum ini berada di areal lebih kurang 2,6 hektar dengan luas bangunannya sekarang adalah 2.854,8 m2, diresmikan tanggal 16 Maret 1977 oleh Prof. Dr. Syarif Thayeb (pada waktu itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI). Sejak saat itu, museum ini telah dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara bertahap sampai saat ini sebagai museum kebanggaan masyarakat Sumatera Barat. Selanjutnya museum ini diberi nama Museum Negeri Adityawarman Sumatera Barat berdasarkan Surat Keputusan Menteri P dan K No.093/0/1979 tanggal 28 Mei 1979.
Pemakaian nama Adityawarman mengacu pada nama besar Raja Minangkabau yang berkuasa sekitar abad ke 14 tersebut. Setelah Otonomi daerah, status Museum Adityawarman Tahun 2001 resmi dikelola Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat di bawah naungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Barat.
Koleksi yang dimiliki sampai tahun 2006 ini telah berjumlah 5.781 buah yang terdiri dari .koleksi arkeologi, numismatika dan heraldika, keramologika, etnografika, seni rupa, teknologika, biologika, geologika, historika serta filologika.



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.