Museum Perjuangan Rakyat Kalimantan "Waja Sampai Kaputing"
Jl. Adam Kampung, Kenganga Ulu Rt. 16 Kelurahan
Sungai Jingah, Kecamatan Banjar Utara Kodya
Banjarmasin, Kalimantan Selatan
Museum Perjuangan Rakyat Kalimantan Selatan ‘Waja Sampai Kaputing’ (Museum Wasaka) didirikan atas prakarsa Gubernur KDH Tingkat I Kalimantan Selatan. Gagasannya mendapat dukungan dari para pejuang, budayawan, seniman, sejarawan, dan masyarakat umum di Kalimantan Selatan.
Untuk merealisasikan pendirian museum maka pada 1989 dibentuk tim untuk melaksanakan kegiatan benda-benda bersejarah yang pernah digunakan oleh pejuang Kalimantan Selatan di masa Perang Banjar, masa kolonial Belanda, masa Jepang, dan masa revolusi fisik.
Museum ini menempati bangunan rumah adat Banjar Bubungan Tinggi (Rumah Banjar Baanjung). Pada 10 November 1991 museum ini diresmikan oleh Gubernur KDH Tingkat I Kalimantan Selatan Ir. H.M. Said.
Koleksi museum baru terbatas pada benda-benda bersejarah yang digunakan para pejuang pada masa revolusi fisik. Di antaranya foto-foto, kepala perahu, jimat, peta lokasi pertempurtan, senjata tradisional, senjata api, pakaian, dan perlengkapan penunjang yang digunakan oleh para pejuang.



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.