Museum Batik Yogyakarta
Kepala museum : Suharyanto
Alamat : Jalan Dr. Sutomo No. 13 A Yogyakarta
Telp. : (0274) 562338
Faks. : (0274) 515393
Email : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Museum batik pertama di Yogyakarta didirikan atas prakarsa Hadi Nugroho, pemilik museum. Bangunan ini dikelola sendiri oleh pasangan suami istri Dewi dan Hadi Nugroho. Pada 12 Mei 1979, museum ini baru diresmikan oleh Kanwil P&K Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Museum ini mendiami area seluas 400 m2 dan sekaligus dijadikan tempat tinggal pemiliknya.
Museum ini menyimpan lebih dari 1.500 koleksi perbatikan yang terdiri dari 500 lembar kain batik tulis , 560 batik cap, 124 canting (alat untuk membatik), dan 35 wajan serta bahan pewarna, termasuk malam.
Beberapa koleksinya yang terkenal antara lain: Kain Panjang Soga Jawa (1950-1960), Kain Panjang Soga Ergan Lama (tahun tidak tercatat), Sarung Isen-isen Antik (1880-1890), Sarung Isen-isen Antik (kelengan) (1880-1890) buatan Nyonya Belanda EV. Zeuylen dari Pekalongan, dan Sarung Panjang Soga Jawa (1920-1930) buatan Nyonya Lie Djing Kiem dari Yogyakarta. Semua koleksi yang ada dalam museum ini diperoleh dari keluarga pendiri Museum Batik Yogyakarta.
Koleksi tertuanya adalah batik buatan tahun 1840. Sedangkan, ratusan koleksi lainnya adalah hasil karya sendiri pemilik museum diantaranya sulaman gambar Presiden RI pertama Soekarno , mantan Presiden Soeharto, Megawati Soekarnoputri , dan Hamengkubuwono IX. Selain itu ada juga potret wajah pahlawan Imam Bonjol dan pangeran Diponegoro. Ada pula sulaman wajah Paus Yohanes Paulus II dan Bunda Theresa.
Fasilitas:
Ruang pamer
Ruang perawatan
Ruang khusus
Hotel Museum Batik
Waktu operasional:
Senin s.d. Sabtu: 09.00 s.d. 15.00 WIB
Hari Minggu (dengan perjanjian/kesepakatan terlebih dahulu, minimal 20 orang)
Biaya tiket masuk:
Rp15.000,- (WNI/WNA)



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.