Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara
Jl. H.M. Joni No. 51 Medan (20217)
Telp. : (061) 716792, 722220
Faxks : 722220
Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara diresmikan tanggal 19 April 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Daoed Yoesoef. Meskipun demikian, peletakan koleksi pertama, berupa benda arkeologis makara, dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno, tahun 1954, yang kemudian membuat museum ini terkenal dengan nama Gedung Arca.
Berdasarkan koleksi yang dimiliki, Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara dikategorikan sebagai museum umum, yang sebagian besar di antaranya dari daerah Sumatera Utara, meliputi benda-benda peninggalan sejarah budaya mulai dari masa prasejarah, klasik pengaruh Hindu-Buddha, Islam, hingga sejarah perjuangan masa kini. Lainnya berasal dari beberapa daerah lain di Indonesia dan dari negara lain seperti Thailand. Hingga tahun 2005 Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara menyimpan kurang lebih 6.799 koleksi.



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.