Boyolali Buat Museum Mirip di Paris
Boyolali - Pemkab Boyolali tahun ini berencana memulai pembangunan museum di bekas kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), Jl Boyolali-Solo Km 2 di Tegalwire, Mojosongo. Pembangunan museum nantinya akan mengadopsi mirip Museum Louvre di Paris, Perancis.
Bentuk museum nantinya seperti piramida dengan tersusun panel kaca. Pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 5,3 Miliar.
Bupati Boyolali, Seno Samudro, mengungkapkan, keberadaan museum bisa menjadi tempat edukasi sejarah peradaban Boyolali dari masa ke masa dan menjadi salah satu destinasi wisata di Boyolali. Berbagai benda cagar budaya (BCB) peninggalan peradaban Boyolali akan dipamerkan dalam museum.
"Ini penting sekali untuk memperlihatkan pada dunia dan generasi muda di Boyolali tentang peradapan yang pernah ada," ungkap Seno, Sabtu (31/01).
Sementara, Kepala Disbudpar Boyolali, Mulyono Santoso, ditargetkan, pada Juli mendatang, pembangunan museum sudah selesai. Sembari menunggu proses lelang dan pembangunan, pihaknya saat ini masih menginventarisir benda-benda bersejarah mana saja yang akan dipindahkan ke dalam museum.
Setidaknya ada ratusan benda cagar budaya bersejarah yang ditemukan di wilayah Boyolali. Kebanyakan merupakan peninggalan masa kerajaan kerajaan Hindu-Buddha.
Jumlahnya mencapai 400 lebih. Sebagian besar sudah diamankan di Rumah Arca Taman Sonokridanggo, berupa arca Dhurga, Nandi, lingga, yoni, dan Ganesha, sebagian lagi masih berada di lokasi penemuan.
"Benda-benda purbakala tersebut harus segera diamanan dan dilestarikan,kelak nanti bisa menjadi referensi pendidikan sejarah," imbuhnya.
Di dalam museum, pihaknya nanti juga akan memamerkan pakaian-pakaian adat khas Boyolali. Selain itu juga akan memamerkan foto-foto peristiwa bencana erupsi Merapi yang terjadi di wilayah Boyolali. Mulai dari foto terjadinya erupsi, evakuasi korban, suasana pasca-letusan, hutan dan perkampungan lereng Merapi yang porak-poranda akibat hujan abu, dan lahar dingin.
Sumber : timlo.net



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.