Museum Berbasis Tradisi Lokal
JAKARTA, KOMPAS — Pengembangan permuseuman di Indonesia perlu mengadopsi sisi-sisi kearifan lokal. Dengan demikian, museum-museum Indonesia memiliki kekhasan sesuai tradisi yang berkembang di setiap daerah.
Arkeolog sekaligus pengajar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Daud Aris Tanudirjo, mengatakan, selama ini pengembangan museum di Indonesia merupakan warisan kolonial. Karena itu, pengelolaan dan konservasi koleksi-koleksi museum juga masih banyak mengikuti cara-cara Barat.
Menurut Daud, di Indonesia perlu dibangun museum berperspektif lokal atau museum yang sesuai dengan versi budaya Indonesia. Hal itu karena setiap daerah di Indonesia memiliki aneka macam tradisi khas yang berkaitan dengan perawatan dan konservasi benda-benda bersejarah.
"Tentang konservasi (koleksi museum) misalnya, selama ini kita masih mengikuti cara-cara Barat, seperti pemakaian bahan-bahan kimia. Padahal, tradisi lokal kita juga mengajarkan banyak teknik tentang konservasi, contohnya pengawetan kain batik dengan ramuan alam atau pengawetan wayang kulit dengan cara ngisis (diangin-anginkan) serta dirawat sedemikian rupa agar kulitnya tidak melengkung," kata Daud, Jumat (1/8/2014), saat dihubungi dari Jakarta.
Pengembangan dan pengelolaan museum berperspektif lokal ini sangat penting demi terjaganya koleksi-koleksi benda bersejarah. Di sisi lain, dengan pengembangan konsep museum yang sesuai dengan versi budaya lokal, diharapkan semakin tumbuh rasa memiliki di antara masyarakat terhadap kekayaan peninggalan-peninggalan bersejarah budaya Indonesia.
Untuk pengembangan museum yang berperspektif lokal, Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya UGM pada 18-20 November 2014 akan menggelar Konferensi Internasional "Museum of Our Own 2014" di UGM, Yogyakarta. Beberapa tema yang akan diangkat dalam konferensi tersebut antara lain penulisan sejarah museum di Asia Tenggara, pengembangan teori museologi, museum dan cagar budaya, serta konservasi.
Kepala Seksi Pengembangan Direktorat Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ni Ketut Wardani mengatakan, pemerintah sedang merancang pembangunan museum-museum khas Indonesia, antara lain Museum Batik, Museum Perang Dunia II Morotai, dan Museum Ende. (ABK)
Sumber : Kompas.com



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.