Pemkab Magelang Berencana Bangun Museum Budaya
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang berencana untuk membuat museum budaya di Kabupaten Magelang. Pembuatan museum itu direncanakan akan dimulai pembangunannya pada tahun 2015 mendatang.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Magelang, Dian Setya Dharma menjelaskan, pihaknya sejauh ini tengah mempersiapkan pembangunan museum itu. "Kami akan mencoba Detail Engineering Design (DED)-nya dulu. Untuk anggaran, kami akan mengajukan sekitar 5 hingga 10 Miliar untuk pembangunannya," kata Dian, kemarin.
Meski sudah mengajukan rancangan anggaran ke Pemerintah Pusat, namun, Disparbud mengaku masih kesulitan dalam menentukan letak tanah untuk pembangunan museum tersebut. Dian mengatakan, untuk pembangunan museum budaya memerlukan tanah seluas sekitar satu hingga dua hektar.
"Kemungkinan besar, kita akan mencoba mendirikan bangunan di Sigug, Borobudur. Namun, masih menunggu prosesnya lebih dahulu," jelas dia.
Sejauh ini Kabupaten Magelang masih belum memliki museum yang akan dipergunakan untuk menyimpan benda cagar budaya yang ada di Kabupaten Magelang. Padahal, dari pendataan, masih ada ratusan benda cagar budaya yang masih berserakan di wilayah Kabupaten Magelang. Benda-benda yang berserakan itu berupa Yoni, Lingga, hingga arca-arca yang terpendam di lahan-lahan penduduk.
"Selain belum punya museum dari sisi budaya, Kabupaten Magelang belum memiliki Gedung Kesenian," ujarnya.
Dian menambahkan, selain berencana untuk membangun museum dan gedung kesenian, Disparbud juga akan membangun rumah budaya dan rest area yang mendukung sektor kegiatan wisata dan budaya.
"Jadi harapan kami nantinya para wisatawan bisa menginap dan stay di Magelang menikmati Borobudur dan museumnya," katanya.
Direktur Jendral Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kacung Marijan mengapresiasi adanya rencana pembangunan museum di Kabupaten Magelang. Dia berharap Pemkab setempat menginisiasi pembangunan museum di wilayah ini.
"Dengan adanya museum, maka koleksi-koleksi di Kabupaten Magelang akan banyak tertampung. Saya kira sangat bagus, wisatawan selain mengunjungi Borobudur maka akan mengunjungi museum," papar Kacung.
Dia mengatakan, pihaknya akan membantu dalam pengembangan museum yang diinisasi oleh Pemkab itu. Dia memaparkan untuk museum umum tidak ada bantuan anggaran khusus dari pihaknya. Anggaran hanya diberikan pada museum khusus, seperti museum keris di Solo.
"Untuk museum umum kita harapkan Pemda setempat menginisiasi. Sementara, kita nanti akan membantu anggaran untuk revitalisasi," jelasnya.
Kacung mengatakan, untuk benda-benda cagar budaya yang berserakan di wilayah Kabupaten Magelang masih bisa ditampung di museum Karmawibangga yang ada di kompleks Candi Borobudur. Pihaknya akan menata ulang dan mengkaji lagi peruntukan museum itu.
"Kami akan menata agar displaynya lebih bagus lagi. Bayangan saya, jika ada wisatawan dari Borobudur mendapat pengetahuan dengan pergi ke museum itu," tandasnya. (*)
Dilansir dari : jogja.tribunnews.com



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.