INJIL BERUSIA TIGA ABAD DIPAMERKAN DI MUSEUM NASIONAL
Jakarta -Jika Anda mengunjungi Museum Nasional hari ini, sempatkanlah berkunjung ke ruang temporer di Gedung B. Di sana sedang diadakan pameran 236 tahun museum yang bertajuk 'Potret Dulu, Kini, dan Akan Datang'.
Puluhan koleksi museum dari masa Hindia Belanda hingga kini dipamerkan. Mulai dari replika arca Prajnaparamita, kursi bergaya neo-klasik dari abad ke-18, keramik peninggalan kapal Tek Sing, hingga injil tertua dari tahun 1701. Wow!
"Injil ini berisi Perjanjian Lama dan Baru dari berita Injil D.M. Luthers yang berbahasa Jerman. Kemudian dialih bahasakan ke dalam bahasa Belanda," ujar Kepala seksi Koleksi Museum Nasional, Nusi Lisabilla kepada detikHOT, Senin (26/5/2014).
Injil ini memang sengaja dipajang dalam pameran ini. Dari luar, injil yang diperlihatkan di dalam lemari kaca tersebut, nampak sudah usang, tua, dan kuning. Dari depan tampak kulit yang digunakan masih bagus.
"Sebenarnya injil itu bukan yang tertua dari kami. Tapi masih ada peninggalan lainnya yang lebih tua seperti keramik, dan arca," ungkap Nusi.
Selain itu, pihak museum tadinya ingin meminjam Kitab Negarakertagama yang disimpan di dalam Perpustakaan Nasional, namun tidak diijinkan. Mungkin, kata Nusia, karena lembaran kitabnya sudah semakin rapuh.
"Sebelum tahun ini, kami pernah meminjamkannya untuk dipamerkan. Itu masih boleh, tapi buat yang sekarang enggak," katanya.
Pihak Museum Nasional juga meminjam koleksi dua buah lukisan dari Galeri Nasional. Tadinya, mereka memiliki sekitar 500 lukisan, tapi dipindah alihkan ke beberapa tempatnya. Salah satunya, yang berada di Galnas dan Museum Seni Rupa dan Keramik.
Dilansir dari : detik.com/foto: dok detik.com



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.