Disbudparpora Akan Membangun dan Menata Tiga Museum
SUMEDANG, (PRLM).-Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga (Disbudparpora) Kab. Sumedang akan menata Museum Prabu Geusan Ulun (MPGU) serta membuat Museum Antropologi Rancakalong serta Museum "Qolbu" Een Sukaesih di Kec. Cimalaka.
Menurut Kepala Disbudparpora Kab. Sumedang, Herman Suryatman di kantornya, Selasa (10/12/2013), penataan MPGU di gedung Srimanganti, Jln. Prabu Geusan Ulun, Sumedang akan dilakukan 2014 nanti. Anggarannya sebesar Rp 1,5 miliar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Kami akan menata MPGU itu sebagus mungkin. Berbagai koleksi museum akan kami tampilkan dengan baik di dalam ruangan yang tertata rapi. Bahkan berbagai koleksi museum yang memiliki nilai sejarah, nantinya dilengkapi teknologi digital. Ketika ada pengunjung yang ingin tahu sejarah sejumlah koleksi museum, tinggal klik di layar monitor besar sudah terpampang sejarahnya. Di museum akan dilengkapi home theater. Dan lagi, pengkoleksiannya sudah menggunakan Teknologi Informasi (IT) " kata Herman.
Selain itu, kata dia, di dalam MPGU akan dilengkapi pula dengan art shop serta outlet khusus penjualan cinderamata berbagai koleksi museum. Contohnya, gantungan kunci Mahkota Binokasih.
Berbagai cinderamata itu menjadi oleh-oleh para pengunjung museum yang bisa dibawa pulang. "Tak hanya itu saja, akan disediakan juga cacatan dan dokumentasi berserta visualisasinya," tuturnya.
Lebih jauh Herman menjelaskan, selain menata MPGU, Disbudparpora pun akan membangun Museum Antropologi Rancakalong.
Museum itu akan dibuat sederhana. Selain penempatannya di beberapa rumah penduduk di Desa Wisata Rancakalong, juga koleksinya berupa barang-barang perabotan rumah tangga serta alat-alat yang dipakai keseharian masyarakat.
Dari mulai etem (alat memetik padi), halu (alat menumbuk padi) hingga peralatan dapur menjadi koleksi di museum tersebut.
"Kita sudah mendata dan menginventarisasikan, ada 150 item peralatan rumah tangga dan barang-barang yang dipakai keseharian masyarakat. Museumnya kita namakan 'Museum Kahirupan Urang Lembur'. Museum itu akan melengkapi Desa Wisata Rancakalong. Jadi, pengunjung yang ke Rancakalong, tak hanya mengukuti 'Upacara Adat Ngalaksa' saja, melainkan bisa mengunjungi museum tersebut," tuturnya.
Ia menambahkan, museum satu lagi, yakni Museum "Qolbu" Een Sukaesih di rumah pintar yang dikelola Een Sukaesih di Kampung Batukarut, Desa Cibeureum Wetan, Kec. Cimalaka.
Berbagai dokumentasi terkait sang guru kalbu Een Sukaesih akan disimpan di museum tersebut. Dari mulai foto, pemberitaan di media massa termasuk buku-buku lainnya akan menjadi koleksi di museum itu.
"Para tamu dan pengunjung yang datang ke Bu Een, bisa mengetahui lebih jauh kisah perjuangan dan pengabdian sosok Bu Een. Apalagi para tamu dan pengunjung yang datang, setiap harinya tak pernah berhenti," kata Herman. (A-67/A-89)
Dilansir dari : http://www.pikiran-rakyat.com/



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.