Museum Fatahillah Dipugar untuk Pertama Kalinya
JAKARTA-Museum Fatahillah atau yang identik dengan sebutan kota tua kini sedang direstorasi. Upaya ini dilakukan memang karena kondisi bangunan yang sudah sangat memprihatinkan.
Salah satunya sudah banyak bagian yang terbuat dari kayu kini menjadi lapuk. "Jendela, kusen, pintu semuanya sudah lapuk. Hal ini tentunya akan membuat pengunjung tidak nyaman jika kita tak segera merenovasinya," kata Enny Prihantini selaku Kepala Museum Sejarah ketika dihubungiOkezone melalui sambungan telepon.
Lebih lanjut Enny mengatakan bahwa renovasi yang dilakukan ini tentunya bertahap. Renovasi yang dilakukan sejak 17 September lalu hingga 15 Desember nanti seputar zona A atau bagian depan gedung. Sementara zona B dan C atau sayap kiri dan kanan dari bangunan ini menunggu anggaran dana di tahun depan. Ia sendiri belum bisa memutuskan kapan kelanjutan renovasi ini akan dilangsungkan.
Sejak dibangun pada 30 Maret 1974, Museum ini memang belum melakukan perenovasian secara keseluruhan. Barulah pada tahun ini renovasi besar-besaran dilakukan karena memang kondisi bangunan yang sudah tidak baik.
"Setiap tiga bulan sekali memang ada perbaikan namun sifatnya hanya pemeliharaan seperti pengecatan dinding. Tetapi kalau untuk renovasi besar-besaran baru kali ini," tambah Enny.
Upaya untuk merenovasi Gedung memang sudah ada dari beberapa tahun lalu. Namun, hal itu tidak bisa langsung disepakati. Diperlukan waktu untuk mendiskusikannya dengan tim Penasehat Pelestarian Bangunan Cagar Budaya.
Setelah tim setuju, barulah pihak Museum memberikan rencana anggaran kepada Pemprov DKI Jakarta sebagai pengajuan biaya renovasi. Untuk merenovasi Museum ini Pemprov mengeluarkan dana sebesar Rp22 Miliar.
Sumber : http://travel.okezone.com



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.