Yuk, Belajar Membatik...
LIBUR panjang sekolah sebentar lagi. Jika tak sempat bepergian jauh ke luar Jakarta, jangan kecewa. Ada banyak pilihan yang bisa dilakukan untuk mengisi liburan di Jakarta. Ada kegiatan bermanfaat sekaligus menyalurkan hobi. Salah satunya, membatik.
Di Jakarta, keterampilan membatik bisa dipelajari di Pendopo Batik Museum Tekstil, Jalan Aipda KS Tubun No 2-4, Tanah Abang.
Keterampilan membatik ini telah menarik banyak orang. Selain orang dewasa, membatik pun bisa dipelajari anak-anak dari berbagai usia.
"Kalau pas masa sekolah, banyak rombongan anak sekolah yang datang ke sini untuk belajar membatik. Saat akhir pekan atau musim liburan sekolah, biasanya keluarga yang datang untuk belajar membatik," ucap Krisnini, instruktur membatik di museum tersebut, Selasa (4/6/2013).
Bagi pemula, pelajaran membatik sangat sederhana. Peminat dipersilakan memilih motif tertentu yang disukai. Terdapat lebih dari 100 contoh motif batik yang disediakan di museum ini, dari motif kuno sampai modern.
Setelah menggambar motif di atas kain, langkah selanjutnya menggariskan lilin atau yang disebut klowong pada motif yang telah digambar, dilanjutkan dengan pemberian detail seperti titik atau garis kecil pada motif yang dibuat. Sesudah itu, dilakukan pewarnaan dan lorot.
Untuk anak-anak yang masih sangat belia dianjurkan membatik cap dengan tingkat kesulitan yang lebih rendah.
Proses membatik di atas kain berukuran 30 sentimeter x 30 sentimeter membutuhkan waktu 1-2 jam. Hasil batik bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan. Untuk satu kali pembatikan ini, peserta diminta mengganti biaya bahan-bahan seharga Rp 40.000.
Peminat serius
Bila menginginkan pelatihan tambahan, peminat bisa membatik di kain yang lebih lebar, yakni berukuran 50 cm x 1 meter. Untuk pembatikan di kain yang lebih lebar ini tidak ada batasan waktu. Kalau proses pengerjaan belum selesai dalam satu hari, bisa dilanjutkan pada hari berikutnya selama jam buka museum, yakni pukul 09.00-15.00 hari Selasa-Minggu, kecuali pada hari libur nasional.
Pendopo yang dibangun dari kayu ini bisa menampung sekitar 70 pembatik sekaligus. Itu sebabnya, kalau ada rombongan yang datang dengan jumlah anggota lebih dari itu, akan dibagi dalam dua grup. Pada saat satu grup belajar membatik, grup lainnya bisa berkeliling dahulu melihat koleksi museum, kemudian bergantian.
Kalau ada peminat yang ingin membatik di rumah, museum ini juga menyediakan peralatan membatik. Satu set peralatan lengkap dengan kainnya dijual seharga Rp 200.000.
Nyonya Tanaka merupakan salah satu peminat batik yang serius. Sejumlah motif digoreskan dengan canting di kain mori putih yang dibentangkan di hadapannya. Keasyikan membatik telah membuat Tanaka memilih menghabiskan dua hari dalam sepekan di Pendopo Batik. Ibu tiga anak ini telah menghasilkan 10 lembar kain batik selama setahun mempelajari teknik membatik.
"Ada motif klasik, ada motif yang saya bikin sendiri. Kebetulan pada dasarnya saya suka menggambar sehingga saya senang membuat desain sendiri," ucap perempuan asal Jepang ini. (ART)
Sumber : Kompas Cetak | Link kait : Yuk, Belajar Membatik ....



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.