CAGAR BUDAYA
Revitalisasi 4 Keraton di Cirebon Ditargetkan Selesai 2015
Selasa, 7 Mei 2013
CIREBON (Suara Karya): Pemerintah menargetkan revitalisasi empat keraton di wilayah Cirebon, Jawa Barat, akan selesai pada akhir tahun 2015. Empat keraton itu meliputi Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Kaprabonan.
"Keraton Cirebon merupakan aset budaya bangsa yang harus dilindungi dan dilestarikan sesuai dengan UU No 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya," kata Menko Kesra HR Agung Laksono usai rakor tingkat menteri membahas pelestarian kawasan cagar budaya Keraton Cirebon dan gerbang kampung di Cirebon, Senin (6/5).
Hadir dalam rakor itu Wakil Mendikbud Bidang Kebudayaan Windu Nuryanti, Ketua Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) II Silvia Agung Laksono, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wali Kota Cirebon Ano Sutrisno, Wakil Bupati Cirebon Aso Sukasah, sultan dari empat keraton di wilayah Cirebon, serta perwakilan dari Kementerian PU, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Kementerian Pertanian.
Menurut Menko Kesra, pemerintah menilai memang perlu dilakukan revitalisasi terhadap keraton-keraton Cirebon. "Revitalisasi tidak hanya mencakup aspek fisik, tetapi juga aspek nonfisik seperti penataan kondisi sosial masyarakat, pemberdayaan masyarakat, serta penataan dokumen-dokumen keraton," katanya.
Menko Kesra juga mengemukakan, keraton-keraton di kawasan Cirebon tercatat dalam sejarah Indonesia sebagai kerajaan Islam terbesar di Jawa bagian barat yang berdiri sekitar abad XV. "Keraton di kawasan Cirebon juga menjadi pusat penyebaran Islam di tanah Jawa," kata Agung Laksono.
Tujuan revitalisasi empat keraton di wilayah Cirebon, menurut Menko Kesra, adalah untuk menyelamatkan aset budaya bangsa. Selain itu, revitalisasi keraton juga untuk mengupayakan perbaikan fisik bangunan dan lingkungan kawasan Keraton Cirebon.
"Keberadaan Keraton Cirebon memiliki fungsi strategis sebagai pusat orientasi kota, situs wisata nasional, penggerak ekonomi kerakyatan, serta sebagai ruang terbuka hijau kota," katanya.
Ia optimistis jika revitalisasi empat keraton di Cirebon itu sudah rampung, keindahannya bisa mengalahkan Roma. "Cirebon kelak akan menjadi destinasi wisata tingkat dunia," kata Agung Laksono.
Windu Nuryanti mengatakan, untuk merevitalisasi empat keraton di Cirebon, pemerintah telah menganggarkan dana sebesar Rp 160 miliar. Anggaran itu ditambah dari Kementerian PU sekitar Rp 30 miliar, Pemprov Jabar Rp 10 miliar, serta Pemkab Cirebon dan Pemkot Cirebon masing-masing Rp 5 miliar.
Menurut Windu, dari 189 keraton yang tersebar di seluruh Indonesia, pemerintah baru dapat merevitalisasi empat keraton di Cirebon dan tahun depan Keraton Surakarta.
Sedangkan dari 320 museum yang ada, pemerintah baru dapat merevitalisasi 35 museum, termasuk Museum Nasional Jakarta. "Sedangkan dari 65 ribu cagar budaya yang ada, baru sekitar 10 persen yang sudah direvitalisasi," katanya.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengemukakan, untuk merevitalisasi empat keraton di kawasan Cirebon, pada awalnya dibutuhkan dana sekitar Rp 40 miliar lebih untuk pemugaran sarana fisik bagunan dan sarana-prasarana penunjang.
Namun setelah melihat hasil paparan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, revitalisasi akan dilakukan menyeluruh sehingga tidak mengherankan apabila dana yang dibutuhkan meningkat lebih dari Rp 160 miliar.
"Jika revitalisasi keraton di Cirebon ini sudah selesai, saya memperkirakan Keraton Yogyakarta akan kalah," katanya.
Selesai menggelar rakor, Menko Kesra didampingi Silvia Agung Laksono menyempatkan diri meninjau Keraton Kanoman. (Singgih BS)
Sumber : Suara Karya Online | Link kait : CAGAR BUDAYA Revitalisasi 4 Keraton di Cirebon Ditargetkan Selesai 2015



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.