Dialog Budaya Dorong Bali Jadi "Rumah Dunia"
DENPASAR, (PRLM).- Dialog Budaya yang diselenggarakan di Museum Rudana, Ubud, Bali dengan tema “Kekuatan Budaya Membangun Kesejahteraan Rakyat” merupakan rangkaian kegiatan dari Persiapan World Culture for Development Forum (WCF) – “Bali Forum“ 2013 yang direncanakan akan diselenggarakan di Bali pada tanggal 24-29 November 2013.
WCF merupakan konferensi tingkat tinggi dunia yang diselenggarakan atas prakarsa Presiden Republik Indonesia dengan tujuan untuk menjadikan Bali sebagai “Rumah Dunia” bagi pertemuan dan diskusi di bidang Kebudayaan, sebagaimana peran Davos (Switzerland) dalam penyelenggaraan World Economic Forum (WEF) dan Rio de Janeiro (Brazil) dalam penyelenggaraan International Environment Forum (IEF).
Dalam kegiatan pertemuan budaya ini dilakukan dialog antara Prof. Wiendu Nuryanti, Ph.D selaku Wamendikbud Bidang Kebudayaan dengan para budayawan dan pakar di bidang kebudayaan, ekonomi, sosial, dan politik yang dihadiri oleh peserta dialog yang terdiri atas budayawan, akademisi, pemerintah, swasta/pelaku industri budaya, dan tokoh adat/masyarakat.
Peran kebudayaan dalam pembangunan menjadi isu strategis dalam forum dialog ini, di mana salah satu tujuan pelaksanaan World Culture for Development Forum (WCF) – “Bali Forum“ 2013 adalah mengevaluasi peran strategis kebudayaan dalam menciptakan dan menguatkan persahabatan antarnegara melalui hubungan kemasyarakatan; untuk belajar menghargai perbedaan budaya. Selain itu untuk mendiskusikan bagaimana budaya nasional dan lokal dapat berkembang di era globalisasi.
World Culture for Development Forum (WCF) – “Bali Forum“ 2013 diharapkan dapat memulai/mengawali pertemuan tahunan di tingkat internasional guna mendiskusikan isu-isu utama di bidang kebudayaan dalam rangka untuk menjaga keharmonisan antarbangsa, untuk menilai keunikan dan keragaman di bidang kebudayaan, dan untuk meningkatkan kemakmuran di antara komunitas global.
Melalui penyelenggaraan World Culture for Development Forum (WCF) – “Bali Forum“ 2013 diharapkan dapat menetapkan Indonesia sebagai “Global Home for the International Cultural Agenda” untuk mendiskusikan isu-isu strategis dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan bagi pembangunan kebudayaan yang berkelanjutan. Kebijakan-kebijakan yang ada akan difokuskan pada pelestarian dan revitalisasi kebudayaan baik di tingkat nasional maupun lokal dalam rangka menghadapi globalisasi, dan memaksimalkan kontribusi budaya lokal bagi pembangunan peradaban dunia. Untuk itu diperlukan partisipasi dan dukungan dari negara-negara mitra dan organisasi-organisasi internasional dari setiap belahan dunia.
Melalui pertemuan budaya ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia pada umumnya dan Bali pada khususnya terkait dengan rencana penyelenggaraan World Culture for Development Forum (WCF) – “Bali Forum“ 2013.(Mun/A-147)**
Dilansir dari : Pikiran Rakyat Online/http://www.pikiran-rakyat.com edisi Minggu, 7 Oktober 2012



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.