Berwisata Sambil Belajar di Museum Mandar Sulawesi Barat
Sampai saat ini, terdapat lebih dari 1.300 jenis benda bernilai historis tinggi yang tersimpan dengan baik di Museum Mandar, mencakpu koleksi benda geologi, geografi, biologi, etnografi, arkeologi, sejarah, numismatik, heraldik, filologi, keramik, seni rupa, hingga teknologi.
Dengan kata lain, Museum Mandar tidak hanya menyimpan benda-benda bersejarah saja, melainkan juga sebagai tempat untuk menyimpan berbagai benda dari disiplin ilmu lainnya. Oleh karena itu, berkunjung ke Museum Mandar akan memberi banyak manfaat.
Selain itu, museum dengan arsitektur khas Eropa yang beralamat di Jalan Raden Suradi Nomor 17, Pangali-ali, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat ini juga menyimpan koleksi kerajinan gerabah, tenun, dan beberapa jenis barang hasil kerajinan khas Mandar lainnya.
Yang biasanya paling diminati oleh pengunjung di Museum Mandar adalah koleksi benda-benda bersejarahnya. Beberapa jenis benda bersejarah yang disimpan di Museum Mandar antara lain fosil batu, senjata tajam tradisional, keramik, piring kuno, aneka pakaian adat, perahu layar tradisional, dan berbagai benda kuno lainnya. Usia benda-benda ini bervariasi, bahkan ada yang telah berumur ribuan tahun.
Gedung Museum Mandar sendiri juga merupakan cagar budaya. Bangunan yang telah berdiri sejak tahun 1900 ini sebelumnya adalah gedung rumah sakit pada zaman penjajahan Belanda. Bangunan bersejarah ini menjadi saksi bisu atas berbagai peristiwa penting pada masa kolonial maupun ketika rakyat Mandar turut berjuang demi kemerdekaan Republik Indonesia.
Dilansir dari : http://www.aktualpost.com



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.