
Wisata Malam Menjelajah Pesona Kota Tua
Kota Tua Jakarta merupakan salah satu ikon Jakarta yang tersohor. Ketika berada di sini, banyak wisatawan bernostalgia dengan Jakarta tempo dulu. Salah satu cara terbaik untuk menjelajahi Kota Tua adalah dengan menyambanginya di malam hari.
Karya Maestro Affandi Masih Tersimpan Rapi
SIAPA tak mengenal Affandi. Sang maestro lukis Indonesia ini meski telah lebih dari 20 tahun tiada, tetapi nama dan karya-karyanya tetap diakui oleh pecinta seni lukis.
Affandi wafat pada tahun 1990 dengan meninggalkan ribuan karya lukis. Hingga kini pun karya lukisnya masih tersimpan rapi dalam kompleks museum, yang dulu merupakan rumah tinggalnya selagi hidup. Kini rumah Affandi menjadi museum sekaligus tempat peristirahatan terakhirnya.
Karena pernah menjadi rumah tinggal, begitu masuk kompleks museum pun langsung disambut dengan rumah panggung dengan atap berbentuk seperti pelapah daun pisang. Di depannya rumah berdiri patung besar Affandi dengan menggunakan kaus tanpa lengan yang dipenuhi dengan coretan-coretan bekas cat air, menggunakan sarung, sambil memegang cerutu di tangan kirinya.
Naik ke lantai dua, terlihat dari luar kamar Affandi dengan buku-buku dan berbagai pajangan kerajinan yang tampak sangat rapi dan bersih, terawat oleh pengelola museum.
Bangunan utama museum sendiri, yang memajang karya Affandi, berupa tiga galeri besar, galeri satu, dua, dan tiga. Pada galeri satu, tersimpan lukisan pertama Affandi yang berjudul "Potret Diri". Dedy, kurator Museum Affandi menjelaskan, dalam melukis potret diri, Affandi biasanya melihat dirinya sendiri dengan bercermin, barulah ia melukis.
Kebanyakan, tambah Dedy, lukisan Affandi saat pertama kali aktif melukis, yakni sekitar tahun 1930-an. Affandi melukis anggota keluarganya, seperti istri dan anak-anaknya. Pada lukisannya, Affandi sering memberikan "life symbol" atau simbol kehidupan berupa matahari tangan dan kaki.
"Ini dia bilang simbol kehidupan, artinya 'saya (Affandi) tanpa matahari saya enggak bisa hidup. Tangan, saya bekerja dengan menggunakan tangan. Kaki, dia bilang saya harus melangkah terus'," papar Dedy.
Namun, lanjut Dedy, tidak setiap lukisan Affandi diberi simbol. Hanya lukisan tertentu yang ia merasa senang, dan berkesan barulah dibubuhi tiga simbol kehidupan tersebut.
Adapun, lukisan terakhir Affandi sebelum ia wafat juga tersimpan di sana, yang berjudul Embrio. "Embrio ini artinya kembali lagi ke dalam janin," katanya.
Selain karya lukis yang terpajang di galeri satu, tersimpan pula benda-benda antik koleksi Affandi. Sebut saja mobil kuno Colt Gallant tahun 1976, yang masih berdiri gagah di pojok ruangan. Serta ukiran patung yang berdiri di tengah ruangan.
Salah satu yang menarik perhatian ketika melihat suatu lemari kaca yang terpajang pakaian dengan penuh coretan bekas cat lukis hampir di setiap bagiannya. Pakaian tersebut ialah pakaian milik Affandi selagi hidup dan membuat karya-karyanya.
"Baju beliau kalau sudah sampai lengket, sudah merasa risih, kalau di badan merasa gatal baru dia ganti. Kalau dia belum merasa gatal ya masih tetap untuk melukis," katanya.
Setelah dari galeri satu, galeri dua berada tak jauh disamping galeri satu. Diantara kedua galeri tersebut, terdapat makam Affandi berdampingan dengan istrinya, Maryani.
Dalam tulisan narasi yang terpampang tak jauh dari makam, tertulis bahwa 'Sebagai tempat peristirahatan terakhir, beliau (Affandi) telah memilih tempat pemakamannya diantara dua bangunan galeri 1 dan galeri 2, berdampingan dengan istrinya dikelilingi dengan lukisan hasil karyanya'.
Pada galeri dua, yang tersimpan ialah lukisan Affandi berupa sket serta beberapa karya yang merupakan hasil karya keluarganya. Ya, memang tak hanya karya Affandi yang terpajang di sana, melainkan juga ada karya istri dan anak-anaknya yang juga menggeluti bidang yang sama, yakni lukis.
Museum Affandi yang berada di Jl. Laksda Adisucipto 167, Sleman, Yogyakarta, buka setiap hari mulai jam 09.00 sampai jam 16.00. Untuk masuk, pengunjung dikenakan biaya Rp 10.000 per orang.
Namun sayangnya, saat masuk ke dalam galeri tempat memajang berbagai karya Affandi, pengunjung dilarang memotret. Pengambilan gambar hanya bisa dilakukan di luar galeri pameran.
Sumber : Kompas Travel |Link kait : Karya Maestro Affandi Masih Tersimpan Rapi
Akhir Pekan ke Bandung? Yuk, Kunjungi 6 Museum Ini
VIVAlife - Bandung tak hanya terkenal dengan wisata kuliner dan sederet factory outlet.Kota yang dijuluki Paris van Java ini juga memiliki beberapa wisata edukasi yang menarik, seperti museum.
Jika Anda dan keluarga berlibur ke Bandung, akhir pekan ini, tak ada salahnya mengunjungi beberapa museum yang berlokasi di Kota Kembang tersebut. Di museum-museum ini, Anda bisa menambah pengetahuan tentang sejarah Indonesia hingga perkembangan dunia seni.
1. Museum Barli
Ajak anak Anda untuk mengenal lebih jauh soal dunia seni, khususnya soal pengapresiasian seni. Museum Barli agaknya menjadi tempat yang cocok untuk memperkenalkannya. Nama museum ini diambil dari seorang maestro seni lukis realistik bernama Barli Sasmitawinata.
Ia cukup banyak memainkan peranan penting dalam pertumbuhan seni rupa Indonesia. Tempat ini juga akan memperlihatkan perkembangan dunia seni, mulai dari seni rupa, lukis, hingga budaya. Selain itu, museum ini sering bekerja sama dengan beberapa kampus, bahkan komunitas untuk mengadakan acara yang terkait dengan kesenian.
Lokasi: Jalan Prof. Ir. Sutami 91 Bandung - 40152 Jawa Barat.
Buka: Sabtu -Kamis, pukul 09.00-17.00 WIB
2. Museum Geologi
Hasil penyelidikan geologi dan tambang di wilayah Nusantara oleh para ahli geologi asal Eropa dihadirkan di museum ini. Bebatuan, mineral, fosil, dan laporan peta atau dokumen merupakan hasil penyelidikannya.
Museum ini terbagi menjadi 10 ruangan dengan dua lantai. Beberapa di antaranya berisi peta geografi Indonesia yang ditampilkan dengan cara menarik, dalam bentuk animasi. Ada pula ruangan yang menyajikan informasi tentang hipotesis terjadinya sistem tata surya, dan fosil sejarah manusia.
Lokasi: Jalan Diponegoro Nomor 57 Bandung - 40122, Jawa Barat.
Buka: Senin-Kamis pukul 08.00-16.00 WIB, Sabtu-Minggu pukul 08.00-14.00 WIB, Jumat dan Libur Nasional tutup.
Harga tiket: Pelajar atau mahasiswa Rp2 ribu, umum Rp3 ribu, asing atau pelajar asing Rp10 ribu.
3. Museum Pos
Jika anak Anda seorang fitateli --seorang yang senang mengoleksi perangko-- coba ajak untuk mengunjungi museum ini. Koleksi perangko dari dalam dan luar negeri hadir di tempat ini. Tak hanya itu, objek wisata ini juga menampilkan perjalanan perusahaan pos Indonesia sejak zaman Hindia Belanda.
Lokasi: Jalan Cilaki Nomor 73 Bandung - 40115, Jawa Barat.
Buka: Setiap hari, kecuali libur nasional, pukul 09.00-16.00 WIB
Harga tiket: Gratis
4. Museum Konferensi Asia Afrika
Museum ini berkaitan erat dengan Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan di Bandung. Salah satu tujuan didirikan museum ini adalah untuk melestarikan semangat konferensi yang telah berhasil memperbesar volume kerja sama antar bangsa-bangsa di Asia Afrika.
Lokasi: Jalan Asia Afrika Nomor 65 Bandung - 40111, Jawa Barat.
5. Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Dibangun di atas area seluas 4.176 meter persegi, museum ini menyimpan benda koleksi saat perjuangan kemerdekaan Divisi Siliwangi. Benda yang berhasil dikumpulkan antara lain berupa kujang, keris, pedang, golok, tombak, panah, bahkan pedang bambu, serta samurai.
Di samping itu, ada koleksi atau foto perjuangan dari masa revolusi mulai tahun 1945 hingga 1949. Anda juga dapat mengetahui wajah para panglima Siliwangi, tanda pangkat, lencana, serta mata uang, bahkan peta.
Lokasi: Jalan Lembong Nomor 38 Bandung - 40111, Jawa Barat.
Buka: Senin-Kamis pukul 08.00-13.00 WIB, Jumat pukul 08.00-10.00 WIB, Sabtu pukul 08.00-12.00 WIB
6. Museum Sri Baduga
Museum ini memiliki beragam koleksi , mulai dari bidang geologika, biologika, etnografika, erkeologika, hingga historika. Museum ini tercatat memiliki 5.367 koleksi di mana sebagian besar berasal dari rumpun ilmu etnografi yang berhubungan dengan benda-benda budaya daerah.
Koleksi-koleksi yang terdapat pada Museum Sri Baduga tak hanya dalam bentuk asli. Melainkan juga dilengkapi dengan miniatur, foto, replika, dan maket.
Lokasi: Jalan BKR Nomor 185 Bandung - 40243, Jawa Barat.
Buka : Senin-Jumat pukul 08.00-15.00 WIB, Sabtu dan Minggu pukul 08.00-14.00 WIB, Hari Libur Nasional lainnya tutup.
Dilansir dari : live.viva.co.id | Link kait : Akhir Pekan ke Bandung? Yuk, Kunjungi 6 Museum Ini
Seru, Tur Keliling Museum di Malam Hari
KOMPAS.com - Banyak orang pasti kenal museum, tetapi belum tentu orang mau mendatangi museum. Apalagi jika mengunjungi museum pada malam hari. Ada anggapan karena museum berisi benda-benda tua, museum jadi terkesan angker.
Padahal, kini banyak museum yang telah mengalami pemugaran sehingga bangunannya tak lagi terlihat menyeramkan, justru terlihat antik. Koleksinya pun jadi lebih terawat.
Seperti Museum Bank Indonesia yang berada di Kawasan Kota Tua, Jakarta. Museum ini merupakan salah satu museum modern yang ada di Indonesia. Selain banyak tersimpan peralatan-peralatan canggih pada zamannya, tata letak koleksi museum pun dibuat menarik.
Beberapa waktu lalu, Kompas.com mengikuti tur keliling museum bersama Komunitas Historia Indonesia (KHI) yang bekerjasama dengan Museum Bank Indonesia. Uniknya, tur yang dilakukan kali ini bukan tur biasa, melainkan sebuah tur yang berlangsung malam hari.
Tur malam bertajuk "Night at The Museum" diikuti oleh lebih dari seratus peserta. Menurut Asep Kambali, pendiri Komunitas Historia Indonesia (KHI), tujuannya adalah mengedukasi masyarakat bahwa kesan angker yang lekat dengan museum tidaklah benar. Bahkan, saat dikunjungi pada malam hari pun ternyata bisa menjadi salah satu wisata yang seru.
"Nanti bisa dilihat nggak ada hantu malam-malam di museum," ujar Asep dalam sambutannya sesaat sebelum tur dimulai.
Museum Bank Indonesia mulanya adalah The Djavasche Bank yang merupakan cikal bakal Bank Indonesia sebelum dipindahkan ke kawasan Thamrin, Jakarta. Pada masanya, segala aktivitas perbankan terjadi di sini.
Tur museum dimulai dari lobby utama yang terdapat ruangan kasir. Ruangan kasir disekat-sekat dengan teralis besi. Menurut Iis, pemandu wisata dalam tur, adanya teralis besi tersebut karena alasan keamanan. Karena saat masih menjadi bank aktif, setiap harinya bank selalu ramai.
Setelah menengok ruangan kasir, bagian selanjutnya adalah ruangan sejarah. Di ruangan sejarah ini ditampilkan sejarah Indonesia mulai dari masa Hindia Belanda hingga masa Presiden Sukarno-Suharto.
Ada patung-patung yang menggambarkan pada masa perang serta pakaian pejuang Indonesia dan seragam tentara Jepang dan Belanda. Karena ini adalah museum bank, maka ditampilkan segala hal yang berhubungan dengan bank termasuk uang. Pengunjung bisa mengetahui mulai dari penciptaan uang, sirkulasi, peredaran, hingga penghancuran.
Ada ruangan yang berisi segala jenis uang mulai dari uang pertama yang berlaku di Indonesia atau disebut dengan ORI (Oeang Republik Indonesia). Uang logam dengan berbagai nominal, hingga uang kertas yang digunakan pada masa kini.
Bahkan ada pula uang dari berbagai negara. Semuanya disimpan di lemari kaca yang tertata sangat apik. Sedangkan uang logam kecil ditata di etalase kaca dan dipasang kaca pembesar untuk dapat melihat uang lebih jelas.
Tak ketinggalan mesin pencetak uang pun dipajang di salah satu ruangan museum. Sedangkan mesin penghancur uang berada di luar museum karena bentuknya yang besar.
Hal menarik lainnya adalah adanya tiruan emas batangan yang tersusun sangat banyak di dalam lemari kaca. Meski hanya tiruan, tetapi dibuat sedemikian mirip dengan yang asli. Pengunjung pun bisa memegang salah satu emas yang menjadi contoh di ruang pameran.
Setelah mengelilingi Museum Bank Indonesia pada malam hari, terbukti tak ada hal-hal aneh terjadi. Justru semakin menambah pengetahuan tentang bank dan uang.
Direktur Eksekutif Museum Bank Indonesia, Chandra Murniadi, yang ditemui Kompas.com pada kesempatan yang sama, mengatakan bahwa tur seperti ini akan diadakan kembali dalam waktu dekat.
"Dalam bulan dekat ini akan ada tiga kali, bulan Februari, April dan Juni. Lihat animo masyarakat juga," ujarnya.
Untuk setiap wisata malam yang diadakan, tambah Chandra, akan ada pemandu yang mengiringi. Waktu mulai pun kira-kira jam 7 malam. Siap untuk mengikuti tur berikutnya?
Dilansir dari : travel.kompas.com | Link kait : Seru, Tur Keliling Museum di Malam Hari
Bogor Punya 4 Museum Keren
Bogor - Tahukah Anda, Bogor ternyata mempunyai 4 museum keren. Selain Museum Zoologi di Kebun Raya Bogor, ada museum tentang perjuangan rakyat Bogor melawan penjajah Belanda dan museum dengan koleksi beratus jenis tumbuhan. Keren!
Taman Topi atau Kebun Raya, mungkin menjadi tempat yang paling terkenal di Bogor. Tapi siapa sangka, Bogor ternyata juga punya 4 museum keren. Museum-museum tersebut letaknya di Kota Bogor dan memiliki koleksi unik masing-masing. detikTravel berkesempatan datang ke museum-museum tersebut, pada Minggu (6/1/2013).
Inilah 4 museum keren di Bogor yang wajib Anda tahu:
1. Museum Zoologi
Terletak di dalam Kebun Raya Bogor, Museum Zoologi adalah tempat favorit traveler pecinta satwa atau fauna. Museum ini menyimpan puluhan ribu jenis fauna. Tercatat sekitar 650 jenis binatang mamalia, 1.100 jenis burung yang berasal berbagai wilayah di Indonesia, 600 jenis reptil dan ikan, 10.000 jenis serangga, 700 jenis invertebrata dan moluska sejumlah 2.300 jenis ada di sini, lengkap!
"Sekarang tiket masuk Kebun Raya Bogor seharga Rp 9.500 merupakan tiket terusan untuk masuk ke dalam Museum Zoologi," kata staff dari Bagian Pemeliharaan Koleksi, Asep.
Fauna tersebut berada di dalam satu ruangan kaca besar dan ada juga yang dipajang di dinding. Asyiknya lagi, semua fauna tersebut mempunyai ruangan tersendiri, tergantung jenis spesiesnya. Anda akan terpukau melihat fauna-fauna asli Indonesia di sana, seperti bekantan, orang utan, badak bercula satu, burung kasuari, hingga macan dahlan. Benar-benar keren!
Anda pun dapat melihat penjelasan tentang fauna tersebut di papan-papan penjelasnya. Asyiknya lagi, Anda boleh berfoto sepuasnya dengan latar belakang fauna-fauna di sana.
2. Museum Herbarium
"Museum Herbarium letaknya masih di dalam Kebun Raya Bogor juga, dekat dengan Taman Mexico," lanjut Asep menjelaskan.
Berbeda dengan Museum Zoologi, Museum Herbarium adalah tempat menyimpan ratusan koleksi tumbuh-tumbuhan dari dalam dan luar negeri. Tempat ini juga digunakan sebagai tempat penelitian para ilmuwan untuk memeriksa jenis-jenis tumbuhan.
"Banyak tumbuhan yang belum diketahui jenisnya. Di sana (Museum Herbarium) juga menjadi tempat meneliti untuk memastikan suatu spesimen (jenis-red) tanaman. Di atas 60 persen adalah tumbuhan dari dalam negeri dan berasal dari berbagai macam daerah," tambah Asep.
Asep pun menambahkan, Museum Herbarium juga menjadi tempat untuk menyimpan cadangan keaslian tumbuhan di Indonesia. "Jadi, keaslian tumbuhan suatu daerah kita simpan di sini, sebagai salah satu cara penyelamatan jika tumbuhan tersebut sudah punah di tempat asalnya," ungkapnya.
3. Museum Perjuangan
Bagi traveler yang ingin mengetahui sejarah perjuangan rakyat Bogor melawan penjajah Belanda, datanglah ke Museum Perjuangan. Letaknya berada di Jl Merdeka nomor 56, dekat dengan Pusat Grosir Bandung (PGB). Di dalam museumnya Anda akan melihat berbagai jenis koleksi senjata seperti senapan hingga bambu runcing, mata uang Indonesia di zaman dulu, pakaian-pakaian tentara, dan manuskrip tentang perjuangan rakyat Indonesia.
"Museum ini adalah museum tertua dan paling komplit koleksinya di Indonesia, versi museum juang. Di sini banyak koleksi revolusi fisik pada tahun 1945-1950", kata pemandu Museum Perjuangan, Mahrup.
Mahrup juga menambahkan, museum ini berbeda dengan museum lainnya, karena koleksi dan gedungnya. Gedung museum ini sudah ada sejak zaman Belanda. Serta, menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Bogor dalam mengusir para penjajah.
"Dulunya gedung ini digunakan oleh Belanda sebagai gedung rempah-rempah, lalu tahun 1944 diambil Jepang. Kemudian tahun 1945 dijadikan sebagai balai rakyat untuk ketahanan kota dan kabupaten, lalu sempat dikosongkan selama dua tahun," tambah Mashup.
Akhirnya, museum ini dibangun pada tanggal 10 November 1957 dan diresmikan pada tanggal 15 Agustus 1958. Museum ini terdiri dari dua tingkat, di lantai dasar Anda bisa melihat koleksi senjata seperti pistol, senapan, hinggga meriam. Di lantai duanya, Anda akan melihat bambu runcing, foto-foto para pahlawan Indonesia, dan senjata lainnya yang digunakan masyarakat Bogor untuk berperang.
"Museum ini buka setiap hari dari pukul 08.00-16.00 WIB. Tiket masuknya Rp 3 ribu saja. Museum ini juga ramai oleh anak-anak sekolah atau pun wisatawan dari Jakarta," tutup Mahrup.
4. Museum PETA (Pembela Tanah Air)
Dari tampak luar, Museum PETA memiliki halaman luas dan gerbang besi yang besar. Museum ini terletak di pinggir Jalan Sudirman dan tidak sulit untuk menemukannya. PETA sendiri adalah cikal bakalnya TNI. Tentara PETA adalah para pejuang yang mengusir para penjajah.
Museum ini menyimpan sejarah tentang terbentuknya PETA dan peranan tentara PETA dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. Terdapat dua bangunan dan total 14 diorama di dalamnya. Koleksi senjata para tentara PETA pun berjejer di dalam museum. Dulunya, gedung museum ini pun digunakan sebagai pusat pelatihan tentara PETA.
Anda akan mendapat banyak pelajaran tentang sejarah Indonesia dalam mengusir penjajah di sini. Patung Jendral Sudirman dan Supriyadi di dalamnya akan makin membangkitkan semangat Anda untuk cinta pada Tanah Air!
Saat ke Bogor, jangan hanya wisata kuliner saja. Catat 4 museum tersebut dan masukan dalam agenda perjalanan Anda selanjutnya saat traveling ke Kota Bogor. Jalan-jalan ke museum dijamin akan tambah pintar!
Dilansir dari : detiktravel | link kait : detik.travel.com
Museum Blanco, Keindahan Seorang Seniman
KOMPAS.com - "A thing of beauty is a joy forever," tulis seniman John Keats dalam Endymion, puisi yang dibuatnya tahun 1818. Kalimat ini tertulis di tembok museum Antonio Blanco di atas bukit di tepi sungai Campuan, Ubud. Memasuki galerinya kita akan melihat bahwa Antonio Blanco, pelukis eksentrik berdarah Catalonia, Spanyol itu memang begitu terobsesi akan keindahan, terutama keindahan tubuh perempuan.