Museum Sepuluh Nopember
Alamat : Jl. Pahlawan, Surabaya
Telp. : (031) 3571100
Faks. : (031) 3571100
Email : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Museum Sepuluh Nopember didirikan pada tanggal 10 Nopember 1991 guna menunjang keberadaan Monumen Tugu Pahlawan yang telah berdiri sebelumnya, yakni tanggal 10 Nopember 1951. Museum ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia ke-4 dan KH. Abdul Rahman Wahid (Gus Dur) pada tanggal 19 Februari 2000. Di dalam Museum Sepuluh Nopember, tersimpan benda-benda bersejarah yang berkaitan khusus dengan peristiwa pertempuran Sepuluh Nopember yang pernah terjadi di Surabaya.
Koleksi utama dari museum ini adalah suara pidato Bung Tomo (Sosiodrama), radio peninggalan Bung Tomo, Senjata-senjata otomatis (peninggalan peperangan), mobil Bung Tomo, benda-benda peninggalan H.R Muhammad. Pengelola museum ini adalah UPTD Monumen Tugu Pahlawan dan Museum Sepuluh Nopember / Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya.



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.